PARA PERINDU SURGA
Allah berfirman,
وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطًا.
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahf: 28)
Berkata Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
Faedah dari ayat ini,
1 ). Senantiasa bersahabat dengan orang-orang beriman, dan selalu terjaga dalam kasih sayang mereka, serta berusaha agar tidak menjauh dari mereka, adalah kebiasaan baik yang sangat membutuhkan kesabaran yang tinggi
{ وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ }
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya".
2 ). Firman-nya,
{ وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم }
Sudahkah kita mentadabburi kepada siapa ayat ini ditujukan? dan bagaimana jika orang-orang yang diminta kepada kita untuk bersahabat dengan mereka adalah mereka yang lebih rendah kedudukannya! bahkan kita selalu dituntut agar menjauhi orang-orang tersebut agar menjaga citra dan kelangsungan kekayaan kita! sungguh ini adalah pelajaran yang sangat berharga bagaimana pentingnya bersahabat dengan orang-orang shalih, dan terus bersabar bersama mereka, dan bahwasanya dakwah hanya bisa ditegakkan oleh orang-orang yang dikuatkan pondasi mereka oleh tuhannya, sekalipun derajat mereka dalam kehidupan dunia sangat rendah!
3 ). Kelalaian adalah kebalikan dari ilmu, bahkan ilmu senantiasa menutupinya, dan sesungguhnya Allah telah mencela orang-orang yang senang kepada kelalaian, dan melarang menjadi bagian dari mereka, dan taat kepada mereka, serta menerima pendapat dari mereka, Allah berfirman :
{ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَٰفِلِينَ } .
"dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai" [ al-A'raf : 205 ], .dan Allah berfirman
: { وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا }
"dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami".
4 ). Firman-nya,
{ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ }
"dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya"
Allah bahkan tidak mengatakan orang yang kami diamkan lisannya, tetapi Allah mengatakan : " orang yang hatinya telah Kami lalaikan" hal ini tidak diragukan lagi bahwa hati yang lalai dapat mengurangi kebaikan, dan dapat mengurangi pengaruh-pengaruh dzikir itu sendiri, seperti : kebajikan hati, dan kecenderungan hati kepada Allah, dan ketundukan hati kepada-Nya.
5 ). Tidak ada gunanya berteman dengan orang fasik yang terus menetap di atas kefasikannya, karena orang yang takut kepada Allah tidak akan bertahan di atas dosa-dosa besar, dan orang yang tidak takut kepada Allah tidak dapat dipercaya karena kerusakannya, tidak menjamin kebaikan persabahabatan dengannya, Allah telah berfirman :
{ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ }.
"dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya",
Allah menyuruh bersabarlah kepada Nabi, dan orang-orang yang bersama-sama dengannya dari para sahabat dan dari orang-orang mukmin untuk beribadah kepada tuhan mereka semata dan menyeru-Nya di pagi hari dan sore hari, sedang mereka menginginkan wajah Allah dengan itu. dan hendaklah mereka duduk bersama mereka dan menggauli mereka. Dan agar jangan memalingkan pandangan dari mereka kepada orang lain dari kalangan orang-orang kafir untuk tujuan mencari kesenangan dengan perhiasan kehidupan duniawi. Dan hendaknya jangan sampai menaati orang yang telah Allah jadikan hatinya lalai dari mengingat-Nya dan dia lebih mengutamakan keinginan hawa nafsunya ketimbang menaati penguasanya dan keadaannya dalam seluruh perbuatannya menjadi sia-sia dan binasa.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyebutkan dalam hadits Qudsy percakapan Allah dengan para malaikat yang bertugas mencari majelis dzikir,
Allah bertanya kepada malaikat,
فماذا يَسأَلُونَ؟ قَالَ: يَقُولونَ: يسأَلُونَكَ الجنَّةَ. قالَ: يقولُ: وَهل رَأَوْهَا؟ قالَ: يَقُولُونَ: لا وَاللَّه ياربِّ مَا رأَوْهَا. قَالَ: يَقُولُ: فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا؟، قَالَ: يَقُولُونَ: لَوْ أَنَّهُم رأَوْها كَانُوا أَشَدَّ علَيْهَا حِرْصًا، وَأَشَدَّ لهَا طَلَبًا، وَأَعْظَم فِيها رغْبة.
"Apa yang dirindukan hamba-hamba-Ku dari-Ku?" Malaikat menjawab, "Mereka merindukan surga-Mu." Allah bertanya, "Apakah mereka pernah melihatnya?" Malaikat menjawab, "Tidak." Allah bertanya lagi, "Bagaimana pendapatmu kalau mereka pernah melihatnya?" Malaikat menjawab, "Mereka tentu akan lebih merindukannya."
(HR Al-Bukhari, Muslim)
قال علي بن أبي طالب رضى الله عنه:
من اشتاق إلى الجنة؛ سلا عن الشهوات في الدنيا.
Berkata Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه,
Barangsiapa yang merindukan surga hendaknya dia mengekang syahwatnya di dunia.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya: 1299)
📚 Duror min Aqwal Aimmah As-Salaf (kalemtayeb.com)
PENULIS : Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
0 Response to "PARA PERINDU SURGA"
Posting Komentar